SERANG - Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko memberikan apresiasi kepada personil Bhabinkamtibmas dan Babinsa serta Kepala Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, yang telah berhasil menciptakan lapangan pekerjaan dengan memproduksi pupuk kompos.
Pembuatan pupuk kompos bermerk "Pa Babin" yang berlokasi di Kampung Leuweung Semut, Desa Jeruk Nipis, Kecamatan Kragilan ini telah berjalan lebih dari satu tahun dengan mempekerjakan 6 warganya.
"Saya menyampaikan apresiasi kepada Kepala Desa Tegal Maja, personil Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Jeruk Nipis yang telah berhasil memproduksi pembuatan pupuk kompos," ungkap Kapolres di lokasi pembuatan pupuk, Selasa 15 Oktober 2024.
Dalam kegiatan Ngariung Iman Ngariung Aman yang dikemas dalam program Polisi Peduli Pengangguran (Poliran) tersebut, Kapolres Condro Sasongko didampingi Wakapolres Kompol Ali Rahman CP, Kabag SDM Kompol Agus Supriyadi, Kasatintelkam AKP Tatang dan Kasat Binmas Iptu Surya Sabanusa.
Menurut Kapolres, pembuatan pupuk kompos ini memiliki peluang bisnis yang cukup bagus karena banyak dibutuhkan semua kalangan, mulai dari petani hingga masyarakat biasa yang gemar bercocok tanam.
"Pembuatan pupuk kompos ini memiliki peluang bisnis yang cukup bagus karena dibutuhkan seluruh lapisan masyarakat. Pupuk kompos juga bisa menjadi solusi di tengah langkanya pupuk bersubsidi," kata Kapolres Condro Sasongko.
Kapolres mengatakan pihaknya akan mendukung penuh kreatifitas Kepala Desa, Bhabinkamtibmas dan Babinsa dan akan membantu memasarkan lewat koperasi polres dan disebar ke Polsek jajaran. Kapolres berharap dengan meningkatnya produksi pupuk tentunya akan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.
"Saya mendukung penuh dan akan membantu memasarkan produksi pupuk ini bertambah sehingga bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak. Selain itu, Selain itu juga mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan," kata Condro Sasongko.
Di tempat yang sama, personil Bhabinkamtibmas Polsek Kragilan Bripka Hana Heriyana menceritakan munculnya ide membuat pupuk kompos, sejak melihat limbah atau kotoran kerbau yang berceceran dianggap mengganggu.
Sejak saat itulah pandangan, dirinya bersama Kades dan Babinsa berinovasi mengolah limbah kerbau tersebut menjadi pupuk kompos.
“Awalnya setiap kami mengadakan kunjungan ke kampung-kampung melihat kotoran kerbau berceceran tanpa manfaat. Dari situlah, kami berinovasi membuat pupuk dan berkonsultasi dengan Dinas Pertanian," jelasnya.
Dikatakan Hana, selain kotoran kerbau, bahan lain yang digunakan yaitu jerami, sekam, air tebu atau air gula merah serta cairan EM4 yang berguna untuk menghilangkan bau.
Peralatan lain yang digunakan untuk proses mengolah limbah ternak menjadi pupuk siap dipasarkan, menggunakan mesin pencacah rakitan sendiri.
"Untuk pemasaran, kita prioritaskan petani-petani di desa sekitar sini. Untuk kemasan kita siapkan ukuran 10 kg, harga jualnya Rp 20 ribu," jelasnya.